Sadar gak sih berapa banyak orang yang membagikan story di instagram hanya untuk menunjukkan bahwa dia punya kehidupan yang mungkin anda inginkan, ingin diakui bahwa dia bahagia dengan hidupnya. Kesan bahagia yang ditampilkan melalui fitur berbagi cerita di Instagram kadang menjadi palsu saat melihat sekeliling yang terekam juga mengabadikan momen tersebut memakai hp masing2, sehingga ditampakkan bahwa kebersamaan mereka hanya sebuah kebersamaan yang diciptakan untuk diakui.
Bukan bermaksud mencela cara orang mengekspresikan kebahagiaan. Tetapi jika kembali dimaknai, berbagi hal secara dewasa lebih kepada benar2 hadir dalam kebersamaan, mengabadikan momen dan tanpa terlalu berlebihan berlomba-lomba membagikan video foto kebersamaan tersebut dengan berfokus pada gadget masing-masing, tag sana sini, repost sana sini.
2020 dan entah sejak kapan orang-orang lebih mudah mengetahui aktivitas orang lain. Siapa teman2nya, dimana dia berada, makanan seperti apa yang dia makan, hal apa yang dia sukai, seberapa alay dia menggunakan kemajuan teknologi, masalah seperti apa yang sedang dan pernah dia hadapi (bagian terakhir untuk kalangan user yang sering curhat di medsos).
Aku. Lebih suka memakai twitter untuk curhat tipis-tipis, twitter adalah satu-satunya sosmed menurutku yang suka nge- judge tapi cenderung receh. jangan memaklumiku dengan curhatan yang mungkin alay menurutmu, hujat aku boleh saja. Tapi, selalu ada tapi dan pembelaan disetiap pengakuan yang tidak salah namun kurang waras karna jelas aku kurang waras berani menulis seperti ini tentang menjijikannya orang-orang bahagia dibalik kepalsuan tapi dibagikan.
Terserah dong hidup mereka ini, gak suka? unfollow saja, beres. Simple!
matamu simple! aku ki mung cangkeman kok (akub itu cuma ngomong kok), aku juga gak nonton ig story mu, mung (tapi) kadang pas aku buka ig story yang menurutku menarik dan informatif trus gak sengaja kebuka ig storymu sing njijik i (yang menjijikan). Aku ki ora urip seko (aku tidak hidup dari) followers ya, mung yo diroso sitik (tapi ya dirasakan sedikit), kalo udah berlebihan mbok (tolong) distop. haha hihimu rasah dibagike (tidak usah dibagikan), bagi sekali dua kali gak papa, jangan tiap hari, temanmu gak peduli uripmu piye (hidupmu gimana) kok.
Menungso ki sejatine seneng delok wong liyo seneng, tur soyo seneng nek delok wong liyo susah. (Manusia itu sejatinya bahagia melihat orang lain bahagia, tetapi semakin bahagia jika melihat orang lain susah).
Komentar
Posting Komentar