Bagaimana seseorang bisa terlihat hanya mempunyai kebahagiaan saja di kehidupan online nya, tanpa cela kesedihan sedikitpun.
Gambar-gambar yang dibagikan seolah menandakan bahwa hidup ini tidak ada duka, yang ada hanya suka. Makan makanan enak, jalan-jalan, berkumpul dengan keluarga, sanak saudara, pasangan, teman, berbagi cerita.
Tapi itulah yang aku harapkan sebuah kebahagiaan yang ditampilkan tanpa ada kemasan pamer. Tapi perlu digarisbawahi, lebih berharga lagi adalah orang yang jarang sekali tampil di media sosial, dia sudah sibuk berbahagia dengan orang-orang terkasih di dunia nyata sampai tak sempat membagikan momen itu. Momen itu ada tapi hanya perlu menjadi konsumsi mereka sendiri.
Kita semua tahu, seseorang yang jarang berbagi di lini masa bukan berarti tak mempunyai kehidupan. Mereka hanya ingin menikmati setiap detik waktu tanpa perlu mengkhawatirkan berapa like, komen yang didapat. Bahkan saat mereka membagikan momen pun mereka tetap tak peduli dengan respon pengguna lain, sosial media hanya formalitas belaka bukan hidup yang sebenar-benarnya.
Aku sendiri pernah berujar "sekali sekali updatelah di media sosial, biar followersmu tahu bahwa kamu masih hidup". Itu cukup.
Datang tiap hari juga tidak apa-apa, hanya untuk menyimpan momen.
Maaf masih belum selesai untuk tulisan "1,5 tahun tanpa instagram"
Hal lain yang ku dapat hari ini, pertanyaan seputar "bagaimana mendapatkan dirimu yang dulu lagi?"
jawabannya masih sama, jangan mencoba melawan atau melupakan, tapi menerima. Menerima bahwa itu adalah bagian dari sebuah proses olah jiwa dan rasa.
Komentar
Posting Komentar