Langsung ke konten utama

Bagaimana?

Bagaimana seseorang bisa terlihat hanya mempunyai kebahagiaan saja di kehidupan online nya, tanpa cela kesedihan sedikitpun.
Gambar-gambar yang dibagikan seolah menandakan bahwa hidup ini tidak ada duka, yang ada hanya suka. Makan makanan enak, jalan-jalan, berkumpul dengan keluarga, sanak saudara, pasangan, teman, berbagi cerita.

Tapi itulah yang aku harapkan sebuah kebahagiaan yang ditampilkan tanpa ada kemasan pamer. Tapi perlu digarisbawahi, lebih berharga lagi adalah orang yang jarang sekali tampil di media sosial, dia sudah sibuk berbahagia dengan orang-orang terkasih di dunia nyata sampai tak sempat membagikan momen itu. Momen itu ada tapi hanya perlu menjadi konsumsi mereka sendiri. 
Kita semua tahu, seseorang yang jarang berbagi di lini masa bukan berarti tak mempunyai kehidupan. Mereka hanya ingin menikmati setiap detik waktu tanpa perlu mengkhawatirkan berapa like, komen yang didapat. Bahkan saat mereka membagikan momen pun mereka tetap tak peduli dengan respon pengguna lain, sosial media hanya formalitas belaka bukan hidup yang sebenar-benarnya.

Aku sendiri pernah berujar "sekali sekali updatelah di media sosial, biar followersmu tahu bahwa kamu masih hidup". Itu cukup.
Datang tiap hari juga tidak apa-apa, hanya untuk menyimpan momen.

Maaf masih belum selesai untuk tulisan "1,5 tahun tanpa instagram"

Hal lain yang ku dapat hari ini, pertanyaan seputar "bagaimana mendapatkan dirimu yang dulu lagi?"
jawabannya masih sama, jangan mencoba melawan atau melupakan, tapi menerima. Menerima bahwa itu adalah bagian dari sebuah proses olah jiwa dan rasa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjaga penjara? Hampir......

It was very unforgetable experience! Tahun 2012, bulannya lupa, entah dari mana infonya aku juga lupa, koran, internet atau apa itu, lupa banget. Aku mencoba untuk mendaftar CPNS di lingkungan Kemenkumham (Kementrian Hukum dan HAM). Saat itu aku masih semester 2, dan mencoba peruntungan tapi dengan niat untuk menjadi polsupas (polisi khusus pemasyarakatan) atau nama populernya sipir, belum tau juga? Itu loh penjaga penjara haha... Aku mempersiapkan segala berkas persyaratan/dokumen. Mulai dari akta kelahiran, dan ernyata aku belum mempunyai akta, aku hanya mempunyai surat keterangan lahir dari rumah sakit yang dulu menjadi saksi bisu anak sepertiku lahir dari rahim mamak yang luar biasa. Aku yang senantiasa di temani mamak langsung menuju disdukcapil, kebetulan saat itu daerahku adalah daerah otonomi baru/kabupaten baru, yaitu kabupaten Pringsewu. Maka segala urusan surat menyurat agak ribet. Setelah mendapatkan akta kelahiran. KTP sudah, KK sudah. Lanjut mengurusi berkas y...

English Language Testing

EVALUATING THE STUDENTS’ WRITING ABILITY 1.       What is Writing Skill? ·          - Nunan (2003: 88): “Writing is the mental work of inventing ideas, thinking about how to express them, and organizing them into statements and paragraphs that will be clear to a reader”. - Peha (2010: 58): “writing is the communication of content for a purpose to an audience”. ·         - Enre (1988: 13): writing is a process of thinking systematically, so that what is being written can be easily understood. ·          - Celce-Murcia (2001: 207): writing as an act of communication which takes place between the writer and the reader via the text in an interactive process. ·         -  Rivers (1981: 294): writing is conveying information or expression of original ideas in a consecutive way in the new langu...

Abu Ja’far Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi (Filsuf Islam)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filsafat sebagai bagian dari kebudayaan manusia yang amat menakjubkan. Lahir di Yunani dan dikembangkan sejak awal abad ke-6 SM [1] . Sejarah fase pengembangan Ilmu pengetahuan yang menonjol dalam sejarah tepatnya pada masa pemerintahan Bani Abbas. yang tertarik pada ilmu kedokteran Yunani dengan cara pengobatannya. Kemudian tertarik pada ilmu pengetahuan lain dan Filsafat. Perhatian pada ilmu Filsafat meningkat di zaman khalifah al-Makmun (813-833), putra Harun Al-Rasyid [2] . Tak berapa lama setelah naik tahta, Harun ar-Rasyid mendirikan Bait al-Hikmah. Bait al-Hikmah ini merupakan lembaga yang berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Dalam kurun dua abad, Bait al-Hikmah ternyata berhasil melahirkan banyak pemikir dan intelektual Islam. Fase pemerintahan inilah sangat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan baik secara politik maupun sosial dengan bersentuhannya pemikiran Yunani [3] . Di masa - masa keemasannya, dunia Islam te...